Di tengah santernya kabar daya beli masyarakat yang melemah, ternyata transaksi properti pada semester pertama tahun ini meningkat. Hal tersebut disampaikan oleh Rumah123, salah satu situs properti yang memiliki lebih dari 750 ribu listing properti di Indonesia.
Berdasarkan data yang diolah tim Business Intelligence Rumah123, tercatat adanya peningkatan performa di sektor properti. Data peningkatan ini tercatat mulai dari pencarian, pengajuan Kredit Pemilikan Rumah (KPR), hingga penjualan.
Tren pencarian pada Semester I-2017 ini tercatat naik sebesar 64,95% dibanding Semester II-2016 lalu. Sementara pertumbuhan dibanding periode yang sama, tercatat juga masih ada pertumbuhan 48,30%.
Selain pengajuan KPR, identifikasi adanya peningkatan transaksi properti juga terlihat dari sold listing atau suplai yang terjual. Rata-rata pertumbuhan sold listing per bulan, untuk properti sewa dan jual, sejak Semester II-2016 hingga Semester I-2017 mencapai 7,4%. Khusus untuk properti jual, rata-rata pertumbuhan per bulan di periode yang sama adalah sekitar 6,6%.
“Kalau daya beli konsumen itu melemah, properti itu harusnya terkena impact relatif lebih dulu. Karena properti (rumah) itu kan kebutuhan pokok. Pertimbangan kedua, properti itu komitmen jangka panjang ketika daya beli lemah entah inflasi atau apapun, itu konsumen akan relatif mengurangi risiko jangka panjang, which is properti. Jadi kalau daya beli melemah, harusnya properti melemah duluan,” ungkapnya.
Dari pertumbuhan di atas, rumah tapak masih menjadi pilihan utama. Setidaknya 82,01% dari suplai yang terjual adalah rumah tapak. Apartemen menempati posisi kedua dengan persentase sebesar 7,4%. Sisanya ditempati ruko, tanah, dan komersil lainnya.
Sementara suplai yang terjual di Tangerang mencapai 82,82%, dan di Jakarta Selatan adalah sebanyak 18,18%. Demand ini ternyata masih mampu diimbangi suplai, yakni ada 77,49% listing di area Tangerang, dan 22,51% di kawasan Jakarta Selatan. Detik.com