Pemerintah Pangkas Subsidi KPR Jadi Rp 3,1 Triliun, Kenapa?

  • Share

Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBNP) tahun anggaran 2017, alokasi dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) alias subsidi KPR mengalami penurunan Rp 6,6 triliun.

Hal tersebut dibenarkan oleh Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan Askolani di Gedung DPR, Jakarta

Alokasi anggaran FLPP sesuai pagu di 2017 sebesar Rp 9,7 triliun dan dipangkas Rp 6,6 triliun menjadi Rp 3,1 triliun. Dia menyebutkan, pemangkasan dilakukan sesuai dengan peruntukan.

“Kalau enggak perlu dipakai semua, kenapa harus ada. Kita kan basisnya pelaksanaan sampe saat ini, bahwa dananya tidak perlu terpakai setinggi yang dipagukan. Sebab kayaknya BTN membutuhkan subsidi bunga buat 2017. Jadi FLPP agak hemat kita,” kata Askolani.

Tidak hanya itu, Askolani mengungkapkan, alasan pemerintah memangkas subsidi KPR sebesar Rp 6,6 triliun juga dikarenakan realisasi penyaluran FLPP masih belum efektif.

“Tahun lalu termasuk ada tunggakan juga. Tahun lalu kan kita sesuai kebutuhan. Tapi tahun ini mereka komit dari PU dan BTN kalo tidak perlu setinggi itu. Tapi tetap jalan programnya utamanya dari subsidi bunga. Itu akan dioptimalkan,” jelas dia.

Klik :  Senopati Estate Cikande – Perumahan Bersubsidi

Berdasarkan APBN 2017, total anggaran subsidi sebesar Rp 160,1 triliun yang termasuk untuk sektor energi dan non energi. Untuk sektor energi termasuk BBM, listrik, dan elpiji 3kg totalnya Rp 77,3 triliun. Sedangkan untuk subsidi non energi totalnya Rp 82,7 triliun.

Pada RAPBNP 2017, total anggaran subsidi jebol hingga mencapai Rp 182 triliun. Di mana subsidi energi menjadi Rp 103,1 triliun, dan subsidi non energi turun menjadi Rp 79,0 triliun.

Jika dirinci total subsidi energi dalam RAPBNP 2017 menjadi Rp 103,1 triliun dari target di APBN tahun ini yang sebesar Rp 77,3 triliun. Jika dirinci, kenaikkan subsidi listrik sebesar Rp 7 triliun menjadi Rp 52 triliun dari APBN 2017 Rp 45 triliun.

Sedangkan subsidi BBM naik Rp 300 miliar menjadi Rp 10,6 triliun dari APBN 2017 yang sebesar Rp 10,3 triliun. Sedangkan subsidi elpiji 3 kg naik cukup tinggi sebesar Rp 18,5 triliun menjadi Rp 40,5 triliun dari pagu Rp 22 triliun.

Untuk subsidi non energi yang turun menjadi Rp 79,0 triliun, rinciannya subsidi pangan tetap Rp 19,8 triliun, subsidi pupuk tetap Rp 31,2 triliun, subsidi benih tetap Rp 1,3 triliun, PSO Detetap Rp 4,3 triliun, subsidi bunga kredit program dari Rp 15,8 triliun turun menjadi Rp 13,0 triliun, dan subsidi pajak atau pajak DTP dari Rp 10,3 triliun turun menjadi Rp 9,4 triliun. Detik.com

  • Share
JUAL - BELI - SEWA - PROPERTY