Tahun Ini Masih Jadi Waktu yang Tepat untuk Beli Rumah?

Serangan virus korona (Covid-19) yang menyebar di Indonesia menyebabkan aktivitas komunitas menjadi terbatas.

Pemerintah masih mengkaji larangan mudik lebaran. Dalam kondisi lebih banyak kegiatan di rumah, adalah bijaksana untuk mengelola dana yang sebelumnya disiapkan untuk berbagai kebutuhan hari raya.

Menurut Marine Novita, Country Manager Rumah.com, pada saat serangan virus korona seperti saat ini, lebih baik bagi orang-orang yang tidak pulang dan dapat menggunakan dana mereka dengan bijak untuk keuntungan jangka panjang lainnya.

Dana ini dapat digunakan untuk misalnya meningkatkan tabungan dan investasi, dana darurat atau membeli rumah.

“Daripada menghabiskan THR dan dana lain untuk kebutuhan konsumtif sekitar Ramadhan dan Idul Fitri, itu harus digunakan untuk memenuhi kebutuhan primer, makanan, pakaian dan tempat tinggal,” kata Marine.

Selain itu, ia menambahkan, berdasarkan Indeks Pasar Properti Rumah.com Indonesia Q1 2020, pasar properti pada tahun 2020 akan menjadi pasar pembeli atau saat yang tepat bagi konsumen untuk membeli properti.

Informasi Selengkapnya Klik :  DISINI

Secara historis, setiap bulan Ramadhan dari tahun ke tahun penjualan properti relatif cenderung turun dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.

Pola ini terbentuk dari kebiasaan calon pembeli yang akan menunda transaksi hingga satu bulan setelah Lebaran, dan polanya akan naik lagi hingga mendekati tahun baru.

“Selain itu, saat pandemi Corona sedang berlangsung, penjualan properti akan turun lebih jauh dibandingkan dengan periode Ramadhan sebelumnya,” jelas Marine.

Tren pasar properti siklis ini, menurut Marine, dapat digunakan oleh pencari properti untuk mendapatkan rumah dengan harga terbaik.

Pada periode ini, pasar properti akan memihak pembeli. Dengan begitu, daya tawar pengembang cenderung lebih lemah untuk pembeli, baik pembeli untuk tinggal dan pembeli untuk investasi.

Selama periode ini, pengembang biasanya menawarkan banyak promo, bonus, dan kemudahan lainnya, sehingga pembeli disarankan untuk bernegosiasi dengan penjual untuk mendapatkan harga yang kompetitif.

Perbaikan industri properti di Indonesia dapat diwujudkan dengan harapan bahwa struktur korona akan segera selesai, sehingga perekonomian dapat segera pulih.

“Beberapa prediksi memperkirakan bahwa ekonomi akan mulai bergairah lagi di akhir tahun. Apalagi, data terbaru menunjukkan bahwa pelemahan indeks dapat digunakan oleh mereka yang ingin berinvestasi di properti,” jelas Marine.

Menurut Marine, di tengah struktur korona seperti saat ini, terutama dengan penerapan Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) di wilayah Jabodetabek yang mengurangi mobilitas dan pertemuan tatap muka, para pelaku industri properti masih dapat secara aktif menjalankan bisnis properti mereka, terutama dengan memanfaatkan dukungan teknologi yang semakin canggih. Kompas.com