Kalangan analis menilai banyak investor yang mulai menahan diri untuk meletakkan modalnya ke Indonesia menjelang Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) serentak. Investor membutuhkan kepastian pimpinan baru di berbagai daerah, khususnya DKI Jakarta.
Hal ini ternyata ditanggapi berbeda oleh Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo. Buktinya dana asing yang masuk ke Indonesia sejak awal tahun masih cukup besar, yaitu mencapai Rp 26 triliun.
“Enggak (begitu),” ungkap Agus usai mencoblos, di TPS 39, Kebagusan, Jakarta Selatan.
Agus menjelaskan, pola pikir investor sebelum bertindak mengacu kepada kondisi global. Ekonomi dunia 2016 memang masih lemah, namun ada harapan akan lebih tinggi pada 2017 dengan proyeksi 3,4%.
Perbaikan ekonomi juga terlihat pada sisi harga minyak dunia dan komoditas internasional seperti nikel, batu bara hingga crude palm oil (CPO). Dari situasi tersebut, investor baru melihat kondisi negara yang akan dituju. Indonesia mendapatkan banyak keuntungan dari perbaikan ekonomi global.
Klik : Promo Hadiah Langsung, Parung Serab Residence Ciledug
“Kalau kondisi dunia bagus, otomatis indoensia eksportirnya banyak demand, bisa memproduksi lebih besar untuk kelapa sawitnya dan lain-lain di ekspor dan itu akan membawa optimisme di Indonesia,” papar Agus.
Investor semakin optimis terhadap Indonesia karena mampu tumbuh tinggi, di atas 5%, ketika banyak negara justru menuju resesi. Pada 2017, Agus memproyeksikan ekonomi Indonesia bisa tumbuh 5-5,4%.
Selain itu sektor Perbankan juga memiliki prospek yang baik, seperti permodalan perbankan 22,6%, meskipun rendahnya pertumbuhan kredit tetapi kredit bermasalah atau non perfoaming loan (NPL) tidak melebihi 3,1% gross tapi secara net tidak lebih dari 1,4%.
“Di Indonesia rupanya sudah lewat dari bottom-nya, dan di tahun 2017 dengan kondisi bahwa ekonomi dunia lebih baik, harga komoditi, minyak, Indonesia mempunyai prospek yang baik,” terang Agus. Detik.com